HBKB Sebagai Ekspresi Ruang Ketiga Interaksi Sosial Masyarakat Kota
Beberapa minggu tinggal di Jakarta dan aktif berolah raga setiap hari minggu pagi di sepanjang jalan Sudirman, Bundaran HI dan jalan Thamrin hingga berhujung di patung Air Mancur Kuda Arjuna. Kegiatan ini di namai Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau yang lebih populer disebut Car Free Day (CFD) adalah kegiatan yang dilakukan untuk menutup akses kendaraan bermotor di ruas jalan tertentu pada hari tertentu untuk memberikan ruang kepada masyarakat untuk beraktivitas secara bebas, seperti berjalan kaki, berolahraga, atau sekadar berkumpul bersama keluarga dan teman
Saat ini, HBKB sudah diselenggarakan di berbagai kota di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Yogyakarta. Kegiatan ini dilakukan pada hari Minggu pagi, mulai pukul 06.00 hingga 10.00 pagi. HBKB pertama kali dirintis oleh komunitas pecinta sepeda di Jakarta pada tahun 2007an. Saat itu, komunitas tersebut mengadakan kegiatan sepeda santai di Jalan MH Thamrin dan Jalan Jenderal Sudirman. Kegiatan tersebut mendapat sambutan yang sangat baik dari masyarakat, sehingga pemerintah DKI Jakarta memutuskan untuk menjadikannya sebagai kegiatan rutin.
Setelah beberapa kali mengikuti aktifitas HBKB tersebut ada beberapa hal yang mengisnpirasi saya untuk menulis sebagai testimoni, bolehlah di katakana begitu atau experient saya dalam melihat nomena nomena yang terjadi dalam aktivitas selama HBKB tersebut seperti; HBKB telah memberikan dampak positif bagi masyarakat, lingkungan, dan kota.
Dampak Positif
Mari kita liat dampak positif seperti yang bisa kita ekspresikan dalam diskusi kita kali ini antara lain:
Kegiatan HBKB telah terbukti dapat mengurangi tingkat kemacetan di kawasan Jalan Sudirman-Thamrin, dapat meningkatkan kualitas udara sehingga Pengukuran kualitas udara di kawasan Jalan Sudirman-Thamrin menunjukkan bahwa HBKB dapat menurunkan kadar polusi udara.
Aktivitas HBKB dapat meningkatkan kesehatan masyarakat, HBKB telah menjadi sarana untuk meningkatkan interaksi sosial antarmasyarakat, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya transportasi publik. HBKB telah mendorong masyarakat untuk menggunakan transportasi publik sebagai alternatif kendaraan bermotor.
Menarik Juga untuk menangkap filosofi dibalik gagasan penyelenggaraan HBKB ini sepertinya HBKB memiliki filosofi yang kuat, yaitu untuk mewujudkan kota yang lebih bersih, sehat, dan ramah lingkungan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak masyarakat untuk meninggalkan kendaraan bermotor dan beralih ke transportasi yang lebih ramah lingkungan, seperti sepeda, berjalan kaki, atau menggunakan kendaraan umum.
HBKB juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan. Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, sehingga dapat mengurangi polusi udara dan emisi gas rumah kaca.
Terlepas dari asumsi sementara diatas sebagai tesis untuk disajikan sebagai hal yang perlu di catat atau di contoh, tinggal bagai mana di sesuaikan dengan kondisi daerah kota kota kabupaten seperti di Kota Kendari sepanjang jalan Mandonga sampat Tugu MTQ semisal tersebut di bebaskan pada setiap minggu pagi dijadikan HBKB mulai jam 06 pagi sampai jam 10 pagi, maka manfaat HKBK tersebut akan menjadi ruang ketiga sebagai ajang ekspresi dan promosi dan ajang show off kreativitas anak milenial dan generasi Z.
Selain memiliki filosofi yang baik, HBKB juga memiliki beberapa manfaat, yaitu:
Meningkatkan Kualitas Udara
Berdasarkan penelitian dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Jalan (Puslitbang Jalan), kualitas udara di kawasan Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat, mengalami peningkatan setelah diberlakukan HBKB.
Meningkatkan Kebersamaan Masyarakat
HBKB menjadi wadah bagi masyarakat untuk berkumpul bersama dan berinteraksi satu sama lain. Hal ini dapat meningkatkan rasa kebersamaan dan kepedulian sosial masyarakat.
Masukan Usulan dan saran aja kepada PJ Gubernur, seluruh PJ Bupati dan PJ walikota sebagai pemegang warisan dari Pemerintah yang berkuasa, memandatkan Pelaksana Jabatan kepala daerah bukan pemegang mandatory rakyat, maka sejatinya saran testimoni ini dibuat di daerah Sulawesi tenggara supaya “ada rasa yang tertinggal disisahkan di hati ini” sekalipun bukan sebagai penggagas tapi marilah liat bahwa HBKB merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Kegiatan seperti ini dapat diharapkan terus berkembang dan menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Sulawesi tenggara.
Menyelenggarakan kegiatan seperti ini cukup dengan kebijakan Bapak PJ, meskipun hanya sebatas surat edaran (SE) PJ Gubernur dan PJ Bupati walikota maka kegiatan HBKB adalah kegiatan yang memiliki nilai positif bagi masyarakat. Kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas udara, kesehatan masyarakat, dan kebersamaan bagi masyarakat sultra.
Sekiranya Pemilihan langsung Gubernur dan Bupati Walikota pada akhir tahun 2024 dan serah terima jabatan PJ ke pada kepala daerah terpilih diawal tahun 2025, maka HBKB merupakan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat, lingkungan, dan kota yang anda wariskan kepada pemimpin terpilih, rasanya hanya ini literasi yang dapat kami kenang bahwa pernah ada pemimpin di era demokrasi menyelenggarakan seluruh fasilitas negara tanpa mandate dati rakyat.
Saran dan usulan kami, lakukanlah hal kegiatan HBKB yang telah terbukti memberikan dampak positif dalam mengurangi kemacetan, meningkatkan kualitas udara, meningkatkan kesehatan masyarakat, meningkatkan interaksi sosial, dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya transportasi publik khususnya di Kendari mati suri.
Oleh: DRLAK-Sabangka