KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi menyikapi video terkait penjualan BBM jenis Pertalite di nozzle dispenser Pertamax SPBU di Buton Utara (Butur), Sulawesi Tenggara (Sultra).
Pertamina memastikan, video berdurasi 49 detik yang sempat viral di media sosial (medsos) TikTok beberapa hari lalu merupakan informasi hoaks atau bohong.
Pertamina menyebut, SPBU yang terletak di Kecamatan Kulisusu, Butur itu benar-benar menjual BBM Pertamax sesuai pada peruntukannya.
Menurut Humas Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Taufik Kurniawan, pihaknya sudah melakukan uji laboratorium terhadap sampel yang dibawa oleh Polres Butur.
Pengujian quality control dilakukan di Terminal BBM Baubau dengan didampingi tim independen dari sucofindo yang ikut disaksikan langsung Polres Butur, selaku pihak yang melakukan pengecekan dan penyegelan SPBU.
Hasilnya setelah dilakukan pengujian berdasarkan beberapa parameter, BBM yang dijual pada nozzle yang disegel kepolisian tersebut memang benar Pertamax, bukan Pertalite sebagaimana yang ada di dalam video.
“Jadi isi atau dikeluarkan adalah Pertalite itu hoaks usai dilakukan pengujian bahan bakar itu onspek Pertamax,” ujar dia, Sabtu (12/11/2022).
Taufik menerangkan, memang jika melihat video tersebut secara seksama begitu meyakinkan. Sebab, botol yang dijadikan wadah untuk mengisi BBM guna memastikan yang dijual adalah Pertalite agak buram.
Ditambah, ada suara oknum yang melakukan pengecekan bahwasanya ini bukan Pertamax. Sehingga dia menambahkan, masyarakat diharapkan tidak mudah termakan isu-isu seperti informasi hoaks yang disebarkan oleh oknum terkait.
“Masyarakat harus cerdas ketika menerima arus informasi dan kita harapkan masyarakat tidak termakan dengan isu-isu seperti itu,” tukasnya.
Sebelumnya, video berdurasi 49 detik itu diupload oleh Al Battar_Stegil24, yang mana memperlihatkan seseorang sedang mengecek BBM.
Salah satu dalam video tersebut, merupakan oknum Polres Butur yang ingin memastikan sambil memanggil warga bahwa yang SPBU jual di nozzle dispenser Pertamax bukan Pertamax melainkan Pertalite. (bds)
Reporter: Sunarto
Editor: J. Saki
