Metro Kendari

OJK dan Pemda Tingkatkan Literasi Keuangan Lewat Program “Gencarkan”

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama pemerintah daerah terus berupaya meningkatkan literasi keuangan masyarakat melalui program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan) yang diluncurkan pada 22 Agustus 2024 lalu.

Kepala OJK Sulawesi Tenggara, Bismi Maulana Nugraha mengungkapkan, dalam meningkatkan literasi keuangan kepada masyarakat, OJK tidak hanya berkolaborasi dengan pemerintah daerah, tetapi juga institusi pendidikan, dan sektor swasta, serta memanfaatkan teknologi untuk menjangkau wilayah terpencil.

“Upaya ini diharapkan menciptakan masyarakat yang lebih sadar finansial, memiliki ketahanan ekonomi, dan mampu merencanakan kesejahteraan jangka panjang,” katanya kepada media di acara Bincang Jasa Keuangan (Bijak) dan media gathering yang digelar OJK Sultra di salah satu rumah makan di Kendari, Rabu (11/12/2024).

Adapun target program gencarkan, yakni mendorong dua juta duta dan agen literasi keuangan sebagai motor penggerak literasi keuangan di masyarakat, 90 persen pelajar Indonesia memiliki tabungan guna membentuk budaya menabung sejak dini, 2,5 juta mahasiswa dan pemuda memiliki rekening SiMuda, serta mendukung literasi keuangan generasi muda.

Selain itu, akses kredit UMKM melalui Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (K/PMR), menargetkan dukungan bagi 1,6 juta debitur untuk menghindari jeratan rentenir serta mengakselerasi inklusi keuangan bagi kelompok disabilitas, dengan meningkatkan penggunaan produk keuangan hingga 30 persen di segmen ini.

Kantor OJK Sulawesi Tenggara sendiri, dalam upaya peningkatan literasi keuangan, sejak Januari hingga 8 Desember 2024 telah melaksanakan 66 kegiatan edukasi keuangan yang melibatkan total 7.397 peserta.

“Program ini dilakukan secara masif dan kolaboratif untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pengelolaan keuangan yang baik dan pemanfaatan produk keuangan formal,” ungkapnya.

Edukasi keuangan ini disesuaikan dengan 10 Sasaran Prioritas Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) 2021-2025, yang meliputi berbagai metode seperti SiMolek (Mobil Literasi Keuangan) dan edutainment, untuk menjangkau masyarakat secara lebih inklusif dan interaktif. Langkah ini menjadi bagian dari komitmen OJK untuk memperkuat literasi dan inklusi keuangan di Sulawesi Tenggara, mendukung terciptanya masyarakat yang lebih cerdas finansial dan siap menghadapi tantangan ekonomi di masa depan.

Tidak sampai disitu, inisiatif OJK bersama TPAKD untuk meningkatkan literasi keuangan (pemahaman) dan inklusi keuangan (penggunaan) masyarakat terhadap produk dan layanan jasa keuangan, OJK bersama TPAKD dan FKIJK Sultra meluncurkan program Piket Literasi Keuangan (PEKA).

Tujuan program ini, yaitu memaksimalkan Peran Industri Jasa Keuangan (IJK) melibatkan jaringan kantor di seluruh kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara. Memanfaatkan tenaga marketing/mantri/AO untuk menjangkau masyarakat hingga tingkat pedesaan.

Inisiatif OJK Provinsi Sulawesi Tenggara untuk Mendukung Inklusi Keuangan dan UMKM melalui pengembangan akses keuangan daerah diantaranya Program Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (K/PMR) Menyediakan akses pembiayaan formal yang terjangkau bagi pelaku usaha kecil untuk menghindarkan mereka dari jeratan rentenir.

Program Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) Mengintegrasikan layanan keuangan formal dengan kebutuhan masyarakat, khususnya di wilayah terpencil dan underserved. Program Ekosistem Pondok Pesantren Inklusif Keuangan (EPIKS) Memberdayakan pondok pesantren sebagai pusat literasi dan inklusi keuangan melalui pengelolaan usaha berbasis syariah.

Program Bulan Inklusi Keuangan: Kampanye nasional tahunan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang produk dan layanan keuangan formal melalui kegiatan edukasi dan promosi. Penyediaan pembiayaan yang terjangkau bagi UMKM melalui kerja sama dengan TPAKD. Serta Pembinaan dan pendampingan intensif untuk meningkatkan kapasitas usaha pelaku UMKM.

Program-program ini menjadi langkah nyata OJK dalam menciptakan ekosistem keuangan yang inklusif dan mendukung77 pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Sebagai informasi, berdasarkan Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2023 menunjukkan tingkat literasi sebesar 65,43 persen dan Inklusi sebesar 75,02 persen. Ini menunjukkan adanya gap signifikan antara indeks literasi dan inklusi keuangan di wilayah, beberapa tantangan utama yang mempengaruhi literasi keuangan di Indonesia meliputi kondisi geografis yang berupa kepulauan, menyulitkan distribusi layanan keuangan, akses internet yang belum merata, membatasi upaya digitalisasi keuangan dan Keragaman demografi, termasuk tingkat pendidikan dan perekonomian yang berbeda-beda di setiap wilayah. (cds)

Reporter: Septiana Syam
Editor: Wulan

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button