Opini

Strategi Penguatan Jaringan Rumah Pangan Kita (RPK – Inklusif) Sebagai Chanel Distribusi Operasi Pasar Pada Perum Bulog

Dengarkan

Situasi masa paceklik dalam istilah di dunia pertanian sering ditandai dengan kelangkaan pasokan beras karena situasi tanam masih berlangsung (belum ada panen) dan kebutuhan di akhir tahun dan awal tahun yang bertepatan dengan hari besar keummatan sehingga menimbulkan kebutuhan sembako terutama beras meningkat.  Saat ini harga beras masih sangat mahal di pasaran, bahkan harga beras naik tidak terkontrol, sementara Perum Bulog yang memiliki fasilitas kebijakan untuk melakukan operasi pasar (OP) terasa tidak  efektif, disisi lain Bulog punya opsi gerai Rumah Pangan kita (RPK) tidak di maksimalkan sebagai basis kekuatan pengendalian OP guna menstabilkan harga pangan di pasar.

Kenaikan harga sembako, terutama beras, yang tidak terkontrol merupakan masalah serius yang selalu berulang hampir setiap tahunnya kejadian berulang. Harga beras yang terus naik dapat menimbulkan efek tekanan ekonomi bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah. Salah satu lembaga yang seharusnya dapat mengendalikan harga beras adalah Perum Bulog, namun sayangnya kebijakan operasi pasar (OP) yang dilakukan oleh Bulog terasa tidak ngaruh

Bulog sejatinya dapat memanfaatkan gerai Rumah Pangan Kita (RPK) sebagai basis kekuatan pengendalian OP guna menstabilkan harga pasar. RPK merupakan gerai yang dimiliki oleh Bulog dan seharusnya dapat digunakan sebagai sarana distribusi beras dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat. Namun, sayangnya RPK tidak dimaksimalkan oleh Bulog sehingga cenderung mengikuti gerakan harga naik dipasar sehingga tidak dapat memberikan dampak yang signifikan dalam mengendalikan harga beras di pasar.

Menurut hukum pasar bila permintaan naik dan biasanya di masa paceklik maka salah satu faktor yang menyebabkan kenaikan harga beras adalah tingginya permintaan beras di pasaran. Dengan populasi yang terus bertambah dan tingginya konsumsi beras di Indonesia, permintaan beras pun meningkat secara signifikan. Hal ini sudah bisa di perediksi dan akan menyebabkan kelangkaan beras di pasaran yang berujung pada harga beras pun naik.

Selain itu, faktor lain yang menyebabkan kenaikan harga beras adalah ketidak hadiran Bulog di onfarm sebagai bentuk menjaga ketersediaan pasokan dalam bentuk kerja sama atau menguasai lahan praduksi sehingga dapat mengatasi terbatasnya produksi beras di dalam negeri. Pada hal Indonesia sebagai negara agraris seharusnya mampu memproduksi beras dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun, sebagai fakta bahwa terdapat berbagai kendala dalam produksi beras di Indonesia, seperti Bulog tidak menguasai lahan produksi, terbatasnya lahan pertanian, kurangnya teknologi pertanian yang modern, serta seringnya terjadi bencana alam yang mengganggu produksi beras.

Untuk mengatasi masalah kenaikan harga beras, Bulog seharusnya dapat memanfaatkan gerai RPK secara inkusif dengan lebih maksimal. RPK dapat digunakan sebagai sarana distribusi beras dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat. Dengan memanfaatkan RPK, Bulog dapat menjaga ketersediaan beras di pasaran dan mencegah terjadinya kelangkaan beras yang dapat menyebabkan kenaikan harga. Selain itu, Bulog juga seharusnya dapat melakukan kebijakan operasi pasar (OP) dengan lebih efektif. OP merupakan salah satu kebijakan yang dapat dilakukan oleh Bulog untuk mengendalikan harga pasar melalui RPK. Dengan melakukan OP RPK, Bulog dapat menjaga harga beras tetap stabil di pasaran dan mencegah terjadinya fluktuasi harga yang tidak terkontrol.

Dalam rangka mengatasi masalah kenaikan harga beras, peran semua pihak sangatlah penting. Bulog sebagai lembaga yang seharusnya merasa ikut bertanggung jawab atas ketersediaan beras di pasaran perlu melakukan langkah-langkah yang lebih efektif dalam mengendalikan harga beras. Pemerintah perlu memberikan dukungan dan insentif kepada Bulog untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Masyarakat juga perlu turut serta dalam mengawasi distribusi beras di pasaran dan melaporkan WBS jika terjadi praktik yang merugikan masyarakat.

Dengan kerjasama dan sinergi antara Bulog, pemerintah, dan masyarakat, diharapkan masalah kenaikan harga beras dapat segera teratasi. Harga beras yang stabil dan terjangkau sangatlah penting bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, perlu adanya langkah-langkah yang konkret dan efektif dalam mengatasi masalah ini. Semoga dengan upaya yang dilakukan bersama-sama, harga beras dapat tetap terkontrol dan masyarakat tidak terlalu terbebani oleh kenaikan harga beras.

Oleh: DRLAKAI

 

 

 

 

Baca Juga

One Comment

  1. Semoga ALLAH SWT. melaknat BUMN &swasta yang selalu menaikan bahan pokok menjelang dan di saat RAMADAN tiba. Sebagaimana IA melaknat bangsa ISRAEL di 3 ayat berbeda QS. AL BAQARAH.

    Di FB PARLAN AS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button