ButonHeadlineHukum

Warga Desa Gunung Jaya dan Sampuabalo Berdamai

Dengarkan

BUTON, DETIKSULTRA.COM – Masyarakat Desa Gunung Jaya dan Desa Sampuabalo, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton mendeklarasikan ikrar damai pasca terjadinya konflik pada Juni 2019 lalu.

Deklarasi damai yang diprakarsai oleh Polres Buton bersama Pemkab Buton ini, ditandai dengan pembacaan naskah deklarasi damai di Desa Gunung Jaya, Kamis (12/12/2019).

Dihadapan Gubernur, Danrem 143 HO, Bupati Buton dan para pejabat lainnya di daerah ini masyarakat Gunung Jaya dan Sampuabalo mendeklarasikan ikrar damai yang isinya memuat beberapa poin.

Pertama, setuju untuk damai. Kedua, siap menjaga dan membangun ketentraman dan ketertiban lingkungan secara terus-menerus demi kelangsungan hidup bersama dalam terlaksananya bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Ketiga, tragedi yang menimpa Desa Gunung Jaya akibat persoalan intoleransi dijadikan sebagai sejarah pengalaman pahit untuk tidak terulang kembali mulai saat ini sampai anak cucu secara turun temurun.

Keempat, dalam rangka menjaga harmonisasi ketertiban dan ketentraman dalam tatalaksana bermasyarakat berbangsa dan bernegara, masyarakat Gunung Jaya dan Sampuabalo mengedepankan pendekatan penanganan persoalan melalui pemerintah desa dan tokoh adat sebelum ke ranah hukum yang berlaku bila tidak teratasi.

Kelima, setiap persoalan pribadi akan diselesaikan secara pribadi dan tidak dibenarkan melibatkan isu kelompok suara maupun membawa nama.

Keenam, tunduk dan patuh pada aspirasi yang dibuat masing-masing desa baik aspirasi dari masyarakat Desa Gunung Jaya maupun aspirasi dari masyarakat Desa Sampuabalo yang menjadi satu kesatuan tak terpisahkan dengan naskah perdamaian.

Turut menyaksikan deklarasi damai tersebut Gubernur Sultra, Ali Mazi, juga disaksikan oleh Bupati Buton, La Bakry, Danrem 143 Halu Oleo, Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto, Kapolres Buton, AKBP Agung Ramos Paretongan Sinaga, Dandim 1413 Buton, Letkol Inf Arif Kurniawan, Kajari Buton, Wiranto, Anggota DPRD Buton, Sabaruddin Paena, dan sejumlah pejabat lingkup Pemprov Sultra dan Pemda Buton.

Kepala Desa Sampuabalo, La Jadihi, berharap kejadian konflik yang sebelumnya tidak terulang lagi dan selalu ada komunikasi yang baik antara Desa Sampuabalo dengan Gunung Jaya.

“Mudah-mudahan sampai seterusnya isi deklarasi damai ini harus menjadi ingatan dan harapan kedua desa ini. Mudah-mudahan respon pemerintah tidak sampai hari ini saja, tapi ke depannya juga terus dijaga,” katanya.

Di tempat yang sama, Kepala Desa Gunung Jaya, La Rusli, menginginkan agar konflik yang pernah terjadi tidak terulang untuk kedua kalinya. Sebab masyarakat Gunung Jaya telah menerima dengan tulus perdamain yang dituangkan dalam naskah damai tersebut.

BACA JUGA :

“Kami masyarakat juga berharap Pospam Terpadu untuk keamanan antara kedua desa ini segera direalisasi,” ujarnya.

Bupati Buton, Drs. La Bakry, MSi menyambut gembira atas kehadiran Gubernur Sultra dalam deklarasi damai tersebut.

“Kedatangan Gubenur Sultra Bersama Forkopimda Sultra memacu kami untuk terus merajut tali silaturahmi dan menjaga persatuan dan kesatuan di Kabupaten Buton khususnya masyarakat Desa Gunung Jaya dan Sampuabalo, Kecamatan Siotapina,” kata Bupati Buton.

Politisi Golkar ini menegaskan deklarasi damai itu akan dijadikan sebagai moment dalam menatap masa depan yang lebih cerah dan membangun kedua desa tersebut.

“Dan moment ini sudah lama kami tunggu-tunggu. Atas permintaan masyarakat kedua desa ini, menginginkan Pak Gubenur sebagai Putra Buton hadir untuk menyaksikan deklarasi perdamaian,” katanya.

Gubernur Sultra, Ali Mazi mengatakan deklrasi damai ini patut kita syukuri. Ini semua atas kehendak Allah SWT.

“Tentu saya selaku pemerintah dan mewakili Provinsi Sultra memberikan aspresiasi yang setinggi-tingginya atas terselenggaranya ikrar damai ini,” ungkap Ali Mazi.

Ali Mazi juga mengatakan, masyarakat Sampuabalo yang berprofesi sebagai nelayan yang setiap harinya mengarungi lautan dalam mencari nafkah, tentu ini memiliki karakter yang berbeda.

Demikian pula masuarakat Desa Gunung Jaya memiliki keramahtamahan karena mereka bekerja di daratan. Tentu mereka lebih sejuk dan lebih sabar. Kedua karakter tersebut hari ini menjadi satu, berdamai untuk membangun daerah yang memiliki kekayaan yang luar biasa ini. Tentu saja harus dengan pikiran yang positif. Untuk itu Guberbur mengajak masyarakat di kedua desa itu untuk tetap menciptakan suasana yang harmonis kondusif aman tentram.

“Damai itu indah. Ini kita harus tanamkan dalam diri kita sampai dalam sanubari kita. Jangan ada lagi konflik,” pungkasnya.

Reporter: M5
Editor: Dahlan

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button