Metro Kendari

Ini Tempat Pembinaan Penyandang Disabilitas

Dengarkan

KENDARI, DETIKSULTRA.COM-Orang tua yang memiliki anak disabilitas tak perlu patah arang untuk tidak memberikan pendidikan kepada buah hatinya.

Sarana pendidikan mereka tersedia di jenjang Sekolah Luar Biasa (SLB) dengan tidak hanya mendapatkan pengetahuan semata, tetapi juga keterampilan (Skill) .

Di kota Kendari, selain SLB salah satu sarana pendidikan anak disabilitas yakni di Loka Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Sensorik Rungu Wicara (LRSPDSRW).

[artikel number=3 tag=”disabilitas,pembinaan,” ]

Di LRSPDSRW Kendari, para siswa penyandang disabilitas berhak memilih jurusan dan sesuai bakat minatnya yang orientasinya mandiri dan siap kerja, mereka mendapat praktek pelatihan secara intens dari guru pembina.

Adapun jurusan yang tersedia di LRSPDSRW Kendari, yakni jurusan sablon, menjahit, tata rias dan las perbengkelan. Jadi para penyandang disabilitas memiliki kesempatan dan prospek kerja yang tak kalah menjanjikan.

Kepala LRSPDSRW Kendari, Budi Sucahyono menyatakan, Kementerian Sosial melalui Loka Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas ini, memberikan pelatihan keterampilan menjahit, sablon, tata rias dan las kepada para penyandang disabilitas khususnya tuna rungu dan wicara.

Ia mengungkapkan, latihan keterampilan tersebut merupakan kegiatan penjangkauan anak-anak disabilitas di seluruh Indonesia dan LRSPDSRW sebagai salah satu unit pelaksana teknis Kementerian Sosial berupaya mewujudkan program dan kegiatan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas tuna rungu dan wicara melalui program khusus.

pihaknya berupaya meningkatkan kesejahteraan para penyandang disabilitas melalui berbagai bantuan dan pelatihan.

Sambung dia, meskipun mengalami kekurangan dari segi fisik namun mereka diharapkan mandiri dan bersaing kerja dengan mengutamakan kerja profesional dan berkualitas.

“Setelah mengikuti proses pembelajaran mereka tidak kami lepas begitu saja, namun tetap kami pantau,” ungkap Budi S.

Bahkan lanjut Budi, anak didik yang sudah mandiri dianggap mampu membuka kegiatan kerja dan mereka mendapatkan modal usaha.

“Modal usaha itu, diberikan cuma-cuma oleh pemerintah tanpa mengharapkan kembali. Silahkan mereka mau gunakan untuk apa, yang jelasnya itu diberikan agar mereka bisa memberdayakan diri,” katanya.

Reporter : Ningsih
Editor: Dahlan

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button