Buton Selatan

Wisatawan Keluhkan Banyaknya Sampah di Pesisir Pantai Pulau Ular

Dengarkan

BUTON SELATAN, DETIKSULTRA.COM – Destinasi wisata pantai Liwutongkidi atau lebih dikenal dengan sebutan Pulau Ular yang terletak di Kecamatan Kadatua, Kabupaten Buton Selatan, rupanya sudah mulai dilirik wisatawan domestik. Namun sayangnya keindahan pasir putih di sepanjang pesisir pantai dirusak dengan banyaknya sampah yang bertebaran di sepanjang pantai hingga membuat para wisatawan merasa tidak nyaman.
Cakri misalnya, wanita berparas cantik yang berprofesi sebagai reporter di salah satu stasiun televisi nasional ini mengakui keindahan pantai Pulau Ular dengan pasir putihnya, tak kalah eksotis dengan obyek wisata di daerah lain. Kata Cakri, ia pernah membaca artikel tentang Pulau Ular yang tidak berpenghuni yang biasa dijadikan tempat camping. Namun sayangnya, banyak sampah yang kemungkinan ditinggalkan para pengunjung.
“Buat saya sebagai wisatawan, eksotik banget. Harapannya sih harusnya bersih ya dari sampah. Sayang pasir di sini begitu bagus, pulaunya bagus, vegetasinya cakep, tapi sampahnya banyak,” ucap Cakri saat berkunjung di Pulau Ular bersama puluhan wisatawan lainnya yang berasal dari Kota Jakarta.
Sebagai jurnalis televisi yang sering melakukan peliputan soal lingkungan di Berita Satu ini, Cakri merasa tidak nyaman dengan pemandangan sampah di sepanjang pesisir pantai, hatinyapun tergerak untuk memungut sampah bersama rekan-rekannya sesama jurnalis yang ikut berwisata di Pulau Ular.

“Tadi saya banyak pungut sampah. Kebanyakan sampah plastik bekas kemasan air mineral. Saya gak percaya kalau semua sampah ini dari laut, sepertinya ini ditinggalkan pengunjung atau orang-orang yang camping di sini,” terang Cakri.
Hal senada juga diungkapkan wisatawan asal Jakarta, Lisa, yang merasa prihatin dengan kondisi pantai di Pulau Ular yang menurutnya sangat tidak terawat dengan banyaknya sampah yang bertebaran. Lisa juga mengeluhkan akses menuju Pulau Ular yang menurutnya sangat berbahaya. Pulau yang ditempuh dengan menggunakan speed boat atau biasa disebut perahu katinting oleh penduduk setempat, tanpa dilengkapi jaket pelampung.
“Pantainya sih bagus banget ya, tapi sayangnya banyak sampah di sini. Terus transportasinya kesini menurut aku bahaya banget ya, karena kita tidak dikasi safety jaket atau pelampung gitu. Kapalnya tadi sempat oleng. Di sini juga belum tertata. Kalau dikembangkan pasti bagus banget, bisa jadi destinasi wisata,” ungkap Lisa.
Lisa dan para wisatawan lainnya berharap pemerintah setempat dapat lebih memperhatikan kenyamanan dan keamanan alat transportasi menuju Pulau Ular dan fasilitas seperti rumah makan dan yang paling dibutuhkan wanita yaitu toilet serta ruang ganti.
Reporter: Jamil
Editor: Rani

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button