Kesehatan

Ketua DPW PPNI Sultra : Pelaku Dugaan Malpraktik Bukan Perawat

Dengarkan

DETIKSULTRA.COM, Kendari – Dugaan kasus malpraktik yang menimpa seorang bayi berusia enam bulan di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, dengan cepat menyebar di sejumlah media. Seperti diberitakan sebelumnya, seorang perawat diduga melakukan penyuntikan antibiotik, sehingga bayi Zahra yang sebelumnya hanya mengalami radang tenggorokan langsung tak sadarkan diri.
(baca juga : http://detiksultra.com/2017/11/12/diduga-korban-mal-praktek-bayi-zahra-tak-sadarkan-diri/)
Namun menanggapi pemberitaan media yang seolah menyudutkan bahwa perawatlah yang melakukan penyuntikan tanpa resep dokter ini, Persatuan Perawatan Nasional Indonesia (PPNI) Sultra tidak tinggal diam. Melalui Ketua DPW PPNI Sultra, Herianto langsung memerintahkan DPD PPNI Konawe untuk melakukan investigasi.
“Kami langsung telfon DPD PPNI Konawe untuk membentuk tim invetigasi, dan semalam tim investigasi kami sudah turun. Hanya memang pihak managemen klinik ini belum bersedia ditemui, barulah pagi ini,” ujar Herianto di hadapan sejumlah awak media di Kendari.
Melalui hasil investigasi ini Herianto menegaskan, bahwa tenaga medis yang diduga melakukan tindakan medis dengan memberikan penyuntikan antibiotik bukanlah perawat.
“Laporan dari tim investigasi kami seperti yang di  berita itu bukan perawat. Data kami di klinik itu ada tiga orang perawat, dan itu laki  semua,” tegasnya.
Meski memastikan pelaku bukanlah perawat, namun Herianto enggan membeberkan tenaga medis dari profesi apa yang telah melakukan penanganan kepada bayi Zahra hingga mengakibatkan pasien tidak sadarkan diri.
“Prinsipnya kami hanya ingin mengklarifikasi pemberitaan kemarin bahwa itu yang disangkakan adalah perawat, intinya bukan perawat, yang jelasnya dia dari profesi lain. Intinya yang melakukan ini kan perempuan. Sementara tidak ada perawat perempuan di klinik itu,” tegasnya.
Reporter : Ann
Editor: Harlina

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button